Sedikit Cerita Pembukaan Musykerwil PW Nasyiah Jatim
Acara pelaksanaan pembukaan musykerwil PW Nasyiah Jatim pada hari sabtu, 25 Juni 2011 di wisma sejahtera berlangsung sesuai dengan rencana. Seluruh undangan dan pembicara datang menghadiri acara ini. Secara kasat mata memang tidak ada yang kurang dari acara tersebut, namun tetap saja ada yang menangkap kekurangannya. Ironisnya yang berhasil menangkapnya adalah pakar komunikasi yang sehari – hari bergulat tentang ilmu komunikasi Joko Susilo, pemateri seminar pembukaan Musykerwil yang berjudul “Mewujudkan Nasyiah Yang Komunikatif”.
Kritik tajam yang disampaikan adalah tentang pola pengemasan ruang kegiatan. Desain aula secara normatif, dianggap beliau tidak menunjukkan pencitraan yang menarik. Tata letak ruang yang tidak bermanfaat seperti tempat duduk di podium yang tidak dimaanfaatkan selama prosesi pembukaan menjadi sebuah pertanyaan besar. Backdrop yang minimalis dianggap tidak memiliki nilai artistik. Posisi tripod layar LCD juga dianggap tidak tepat, karena tampilan layar tidak bisa dinikmati oleh seluruh peserta. Menurut beliau kesan pertama begitu “berantakan” (huff).
Penyampaian pesan yang disampaikan oleh beliau, merupakan ilmu yang tidak sempat terpikirkan oleh panitia. Kritik membangun harus diterima dan dijadikan ilmu baru. Berdasarkan kritik tersebut terbersit pemikiran, setelah kegiatan ini mungkin perlu diadakan pelatihan public speaking dan public relation sebagai dasar membentuk pencitraan positif pada setiap kegiatan yang diadakan PW Nasyiah Jatim. Sehingga peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut akan berucap “kesan pertama begitu menggoda”